Sumber : http://jembersantri.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-efek-bubble-pada-cursor-di-blog.html#ixzz2W3Nh9HY1 Follow us: jembersantri.blogspot.com on Facebook

Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 21 Mei 2013

DIAGNOSTIK CT SCAN (Computerized Axial Tomografi)







1.PENGERTIAN
 
     CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu kelainan, yaitu :
 
  • Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
  • Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
  • Brain contusion.
  • Brain atrofi.
  • Hydrocephalus.
  • Inflamasi.
Berat badan klien merupakan suatu hal yang harus dipertimbangkan. Berat badan klien yang dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah klien dengan berat badan dibawah 145 kg. Hal ini dipertimbangkan dengan tingkat kekuatan scanner. Sebelum dilakukan pemeriksaan CT scan pada klien, harus dilakukan test apakah klien mempunyai kesanggupan untuk diam tanpa mengadakan perubahan selama 20-25 menit, karena hal ini berhubungan dengan lamanya pemeriksaan yang dibutuhkan.
Harus dilakukan pengkajian terhadap klien sebelum dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah klien bebas dari alergi iodine, sebab pada klien yang akan dilakukan pemeriksaan CT
Scan disuntik dengan zat kontras berupa iodine based kontras material sebanyak 30 ml. Bila klien ada riwayat alergi atau dalam pemeriksaan ditemukan adanya alergi maka pemberian zat kontras iodine harus distop pemberiannya. Karena eliminasi zat kontras sudah harus terjadi dalam 24 jam. Maka ginjal klien harus dalam keadaan normal.

2.TUJUAN
Menemukan patologi otak dan medulla spinalis dengan teknik scanning/pemeriksaan tanpa radioisotop

3.PRINSIP KERJA
Film yang menerima proyeksi sinar diganti dengan alat detektor yang dapat mencatat semua sinar secara berdispensiasi. Pencatatan dilakukan dengan mengkombinasikan tiga pesawat detektor, dua diantaranya menerima sinar yang telah menembus tubuh dan yang satu berfungsi sebagai detektor aferen yang mengukur intensitas sinar rontgen yang telah menembus tubuh dan penyinaran dilakukan menurut proteksi dari tiga tititk, menurut posisi jam 12, 10 dan jam 02 dengan memakai waktu 4,5 menit.

3. PENATALAKSAAN
PERSIAPAN PASIEN
Pasien dan keluarga sebaiknya diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan. Pasien diberi gambaran tentang alat yang akan digunakan. Bila perlu dengan menggunakan kaset video atau poster, hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian kepada pasien dengan demikian menguragi stress sebelum waktu prosedur dilakukan. Test awal yang dilakukan meliputi :
Kekuatan untuk diam ditempat ( dimeja scanner ) selama 45 menit.
Melakukan pernapasan dengan aba – aba ( untuk keperluan bila ada permintaan untuk melakukannya ) saat dilakukan pemeriksaan.
Mengikuti aturan untuk memudahkan injeksi zat kontras.
Penjelasan kepada klien bahwa setelah melakukan injeksi zat kontaras maka wajah akan nampak merah dan terasa agak panas pada seluruh badan, dan hal ini merupakan hal yang normal dari reaksi obat tersebut. Perhatikan keadaan klinis klien apakah pasien mengalami alergi terhadap iodine. Apabila pasien merasakan adanya rasa sakit berikan analgetik dan bila pasien merasa cemas dapat diberikan minor tranguilizer. Bersihkan rambut pasien dari jelly atau obat-obatan. Rambut tidak boleh dikepang dan tidak boleh memakai wig.
4.PROSEDUR
  • Posisi terlentang dengan tangan terkendali.
  • Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.
  • Dilakukan pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari beberapa sudut yang dicurigai adanya kelainan.
  • Selama prosedur berlangsung pasien harus diam absolut selama 20-45 menit.
  • Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan komputer.
  • Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar dengan memakai protektif lead approan.
  • Sesudah pengambilan gambar pasien dirapihkan.
5.HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
  • Observasi keadaan alergiterhadap zat kontras yang disuntikan. Bila terjadi alergi dapat diberikan deladryl 50 mg.
  • Mobilisasi secepatnya karena pasien mungkin kelelahan selama prosedur berlangsung.
  • Ukur ntake dan out put. Hal ini merupakan tindak lanjut setelah pemberian zat kontras yang eliminasinya selama 24 jam. Oliguri merupakan gejala gangguan fungsi ginjal, memerlukan koreksi yang cepat oleh seorang perawat dan dokter.
Sumber :
 http://radiologi.ugm.ac.id/halkomentar-108-2.html

MRI dan PET-CT


MRI dan PET-CT

tl_files/facilities/Magnetom Avanto.GIFtl_files/facilities/Biograph TruePoint.GIFtl_files/facilities/Eclipse.GIF

Persiapan Sebelum Pemeriksaan
  1. Pasien diharapkan puasa 6 jam sebelum pemeriksaan
  2. Pasien diharapkan tidak minum suplemen makanan, 6 jam sebelum pemeriksaan
  3. Pasien diharapkan mengurangi aktivitas fisik berat, 24 jam sebelum pemeriksaan
  4. Pasien diperbolehkan mengkonsumsi obat yang biasa digunakan termasuk obat penghilang rasa sakit
  5. Pasien diperbolehkan minum air putih, tetapi bukan air yang diberi perasa ataupun alkohol
  6. Kadar gula darah dalam kisaran normal 120 mg/dl
  7. Data pemeriksaan radiologi atau kedokteran nuklir sebelumnya harap dibawa
      Keterangan
  • Pasien harus terbebas dari logam apabila akan dilakukan pemeriksaan dengan PET MRI
  • Pasien diabetes, hamil dan menyusui harap berkonsultasi sebelum pemeriksaan
  • Mohon datang 30 menit sebelum waktu pemeriksaan dan menghubungi 0813 9860 0090 (24 jam) jika tidak dapat hadir atau datang terlambat

Tahapan Pemeriksaan
Pemeriksaan ini tidak menyakitkan dan merupakan sejenis pencitraan dengan radioaktif dengan kombinasi sinar x atau medan magnet untuk menghasilkan gambaran tiga dimensi dari bagian dalam tubuh. Tahapan yang dilakukan yaitu:
  1. Pasien diharapkan mengganti pakaian dengan pakaian yang disediakan rumah sakit
  2. Pasien disiapkan untuk penyuntikan
  3. Perawat menyuntikkan sejumlah kecil cairan radiofarmaka ke dalam pembuluh darah di vena lengan. Zat ini digunakan untuk proses pemeriksaan PET
  4. Pasien diistirahatkan sekitar 1 jam sebelum pemeriksaan dilaksanakan. Selama waktu istirahat, pasien diminta untuk tidak beraktivitas fisik karena dapat mempengaruhi distribusi obat dalam tubuh
  5. Sebelum dilakukan pemeriksaan dengan PET, pasien diharapkan untuk buang air kecil pada toilet khusus yang telah disediakan. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa kandungan kemih pasien kosong, sehingga memberikan gambaran yang baik pada daerah panggul
  6. Pasien dipersiapkan untuk pemeriksaan. Proses pemeriksaan akan berlangsung sekitar 30 menit
  7. Setelah pemeriksaan selesai, pasien diperbolehkan meninggalkan tempat pemeriksaan PET / CT
  8. Prosedur pemeriksaan ini berlangsung sekitar 2 jam

Setelah Pemeriksaan
  • Hindari kontak secara dekat dan lama dengan anak kecil, bayi, dan ibu hamil selama 6 jam setelah pemeriksaan
  • Minumlah banyak cairan

Hal yang Harus Diperhatikan
  • FDG adalah molekul glukosa bertanda dengan dosis radioaktif yang rendah. Memiliki waktu paruh sangat pendek, sehingga tidak dapat disimpan sebagai persediaan. Produksi setiap dosis dilakukan di pagi hari, pada saat akan dilakukan pemeriksaan dengan PET/CT
  • Dilarang membawa anak-anak atau pendamping yang sedang hamil, karena pemeriksaan PET/CT menggunakan radiasi

Keunggulan MRI dan PET-CT


MRI -
Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) 1,5 Tesla merupakan pemeriksaan standar untuk evaluasi jaringan lunak seperti otak, tulang belakang, nasofaring, saluran bilier, kandungan, payudara, prostat serta otot-otot. Pemeriksaan ini menggunakan medan magnet sehingga tidak terdapat paparan radiasi. Pemeriksaan MRI dapat digabungkan pula dengan PET scan sehingga kelainan metabolisme yang lebih awal dapat diidentifikasi. Peralatan ini juga mampu memberikan whole body imaging, sehingga kelainan pada seluruh tubuh dapat dideteksi. Tidak ada persyaratan khusus pada pemeriksaan ini, kecuali protese yang dipasang dalam tubuh dapat mengurangi ketajaman gambar sehingga tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dengan alat MRI.
CYCLOTRON adalah alat untuk memproduksi radioisotop seperti 18F, 11C , 15O dan 13N . 18F adalah radioisotop yang dapat di label dengan FDG (Fluorodeoxyglucose) yang digunakan sebagai penelusur (tracer) pada pemeriksaan PET/CT-Scan. Saat ini 18F-FDG merupakan tracer yang umum digunakan, tetapi telah dikembangkan pula tracer baru yang lebih spesifik untuk kanker. Dengan adanya cyclotron di RS. Kanker "Dharmais", penggunaan tracer baru yang lebih akurat dapat diproduksi dan digunakan bagi pasien yang membutuhkan.
PET/CT adalah alat hybrid yang dapat memberikan gambaran metabolism kelainan diseluruh tubuh dengan tepat, karena alat ini menggabungkan kelainan metabolisme (PET) dengan kelainan anatomi (CT). Pada kasus kanker, penentuan stadium, evaluasi terapi serta evaluasi kekambuhan dini dapat dilakukan dengan akurat.
PET dapat pula digabungkan dengan MRI (fusion image), PET/MR dapat meningkatkan kemampuan evaluasi otak.
PET-CT adalah modalitas pencitraan yang utama untuk penyakit kanker. Oleh karena itu tersedianya alat ini sebagai fasilitas penunjang utama Rumah Sakit Kanker "Dharmais" melayani masyarakat Indonesia merupakan tugas kami yang juga sebagai Pusat Kanker Nasional.
PET/CT-Scan terutama digunakan untuk deteksi, penyebaran dan kambuhnya penyakit kanker, membantu dokter dalam menentukan terapi yang terbaik dan menilai respons terhadap terapi kanker. Penggunaan lainnya adalah untuk pemeriksaan otak dan jantung.
Persyaratan PET/CT-Scan

Penggunaan FDG
Dalam pemeriksaan ini mensyaratkan kadar gula darah puasa pasien dalam kisaran normal  (< 120 mg/dl). Bagi pasien diabetes atau kadar gula darah abnormal dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelumnya, agar pemeriksaan ini dapat memberikan hasil yang optimal. Sebelum pemeriksaan akan dilakukan penjelasan bagi pasien agar memahami persyaratan pemeriksaan dan hasil yang diharapkan.
Pemeriksaan PET/CT atau PET/MR merupakan pemeriksaan lanjutan dari pemeriksaan radiodiagnostik / kedokteran nuklir sebelumnya. Oleh karena itu semua data dan pemeriksaan sebelumnya kami anjurkan untuk diinformasikan pada staf kami pada formulir yang telah kami sediakan. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan akurasi diagnosis penyakit pasien.

Sumber :

Kehamilan IVF, Meningkatkan Resiko Pre-eklampsia

 
Sebuah studi di Amerika telah menemukan, risiko pre-eklampsia pada ibu hamil akan meningkat 41% jika mereka telah menjalani perawatan IVF.

Pre-eklampsia bisa berpotensi fatal bagi ibu dan janin yang baisanya terjadi sekitar usia kehamilan 20 minggu. Dapat menyebabkan tekanan darah melonjak, retensi cairan dan protein dalam urin. Para media belum mengetahui pasti penyebab pre-eklampsia yang dapat mempengaruhi plasenta dan pertumbuhan janin. Dalam kasus ringan dapat dipantau secara ketat, namun pada kasus berat ibu hamil harus dirawat di rumah sakit untuk penanganan lebih dini. Pre-eklampsia juga dapat menyebabkan eklampsia jenis kejang yang mengancam jiwa.

Para ahli dari universitas AS dan pusat-pusat peniltian terbaru menemukan risiko pre-eklampsia jauh lebih tinggi pada kehamilan IVF dibanding kehamilan alami. Temuan ini berasal dari enam studi penelitian baru oleh para ahli dari universitas AS dan pusat-pusat penilitian kehamilan. Para peneliti akan menyajikan temuan mereka di American Society for Reprosukdi (ASRM) sebuah konferensi kedokteran di Orlando. (ME)

Penemuan Terbaru Mengenai Kanker Hati ! Jangan Tidur Terlalu Malam !



Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati (SGOT, SGPT)*, tetapi ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati
sepanjang 10 cm !!
Selama ini hampir semua orang sangat tergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati (Liver Function Index). Mereka menganggap bila pemeriksaan hasil index yang normal berarti
semua OK. Kesalahpahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter spesialis. Benar-benar mengejutkan! Para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.

Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Chuan. Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bisa memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.
kanker hati
Saat ini ada pasien dokter Hsu yang mengeluh bahwa selama satu bulan terakhir sering mengalami sakit perut dan berat badannya turun sangat banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan supersound baru diketemukan adanya kanker hati yang sangat besar, hampir 80% dari livernya (hati) sudah termakan habis.
Pasien sangat terperanjat, “Bagaimana mungkin? Tahun lalu baru melakukan medical check-up dan hasilnya semua normal. Bagaimana mungkin hanya dalam waktu 1 tahun yang relative singkat dapat tumbuh kanker hati yang demikian besar?”
Ternyata check-up yang dilakukan hanya memeriksa fungsi hati. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan “normal“. Pemeriksaan fungsi hati adalah salah satu item pemeriksaan hati yang paling dikenal oleh masyarakat. Tetapi item ini pula yang paling banyak disalahpahami oleh masyarakat kita (Taiwan karena penulis berdomisili disana, tetapi juga termasuk masyarakat Indonesia salah memahami).
Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka normal berarti tidak ada masalah dengan hati. Tetapi pandangan ini mengakibatkan munculnya kisah-kisah sedih karena hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal.
Dokter Hsu mengatakan, SGOT dan SGPT adalah enzim yang paling banyak ditemui di dalam sel-sel hati. Bila terjadi radang hati atau karena satu atau sebab lain sehingga sel-sel hati mati, maka SGOT dan SGPT akan lari ke luar. Hal ini menyebabkan kandungan SGOT dan SGPT di dalam darah meningkat.
Tetapi tidak adanya peningkatan angka SGOT dan SGPT bukan berarti tidak terjadi pengerasan hati atau tidak adanya kanker hati. Bagi banyak para penderita radang hati, meski kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi di dalam hati (liver) mereka telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka akan mudah sekali untuk timbul kanker hati. Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Karena pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati. Karena kerusakan ini hanya secara skala kecil maka angka SGOT dan SGPT mungkin masih dalam batas normal. Katakanlah naik pun tidak akan terjadi kenaikan tinggi. Tetapi oleh karena banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini sehingga berakibat terjadilah banyak kisah sedih.
Penyebab utama kerusakan hati adalah :
  1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama.
  2. Tidak buang air besar pada pagi hari.
  3. Pola makan yang terlalu berlebihan
    Daging panggang, sate, dan gorengan/minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak goreng untuk menggoreng makanan, hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil.
    Masakan yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan..
  4. Tidak makan pagi.
  5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan atau bahkan Narkoba.
  6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan (penyedap rasa), zat pewarna, pemanis buatan.
  7. Mengkonsumsi masakan mentah atau dimasak ½ matang.
  8. Merokok atau menjadi perokok pasif.

Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makan sehari-hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan “jadwalnya “.
Sebab :
  • Malam hari pk 21.00 – 23.00
    Waktu untuk pembuangan zat-zat tidak berguna/beracun (de-toxin) di bagian system antibody (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik (lebih baik lagi bila sudah tidur). Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negative untuk kesehatan.
  • Malam hari pk 23.00 – dini hari 01.00
    Waktu pada saat proses de-toxin di bagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
  • Dini hari 01.00 - 03.00
    Waktu untuk memproses de-toxin di bagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
  • Dini hari 03.00 – 05.00
    Waktu untuk de-toxin di bagian paru-paru, sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernapasan, maka tidak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.. Bagi perokok pembersihan berlangsung dengan tidak sempurna.
  • Pagi pk 05.00 – 07.00
    Waktu untuk de-toxin di bagian usus besar, harus buang air besar.
  • Pagi pk 07.00 – 09.00
    Waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pukul 06.30. Makan pagi sebelum pukul 07.30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya. Bagi mereka yang tidak makan pagi harap mengubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pukul 9-10 daripada tidak makan sama sekali.
Kesimpulan:
Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, Tidurlah Nyenyak dan Jangan Begadang.
Sumber :
http://aswidhafm.blogspot.com/2013/04/berita-kesehatan-terbaru-penemuan.html


Pengertian Radiofotografi

 
RADIOFOTOGRAFI adalah salah satu bagian dari ilmu radiografi yang menjurus pada proses menghasilkan sebuah foto roatgen yang bagus dan berkulitas,dan tidak membahas tekniknya .
TEKNIK RADIOGRAFI adalah salah satu bagian dari ilmu radiografi yang membahas tentang teknik /cara memposisikan pasien .
FOTOGRAFI berasal dari kata foto (cahaya) dan graf (gambar) yang artinya proses pembuatan gambar dengan menggunakan cahaya nampak.kualitasnya bergantung pada cahaya .
PERLENGKAPAN FOTOGRAFI :
1.       Kamera
2.       Lensa
3.       Diafragma
4.       Tempat meletkkan film
RADIOFOTOGRAFI berasal dari kata radio (radiasi) foto (cahaya) graf (gambar) yang artinya proses pencatatan bayangan dengan menggunakan radiasi atau sinar-x kualitasnya bergantung pada kualitas sinar-x .
PERLENGAPAN :
1.PESAWAT SINAR-X mempunyai bagiannya tabung rotgen /tabung sinar-x,di tabung ada namanya window .
2.FILM ROTGEN (film x-ray) bahannya AgBr (radiofoto) berfungsi untuk merekam gambar apa yang kita foto terekam di film bayangan yang terekam di film disebut LATEN .
3 KASET RADIOGRAFI hasilnya radiograf (film rotgen)
PROSES YANG TERJADI PADA RADIOFOTOGRAFI :
1.proses pembentukkan bayangan
2.proses pencatatan bayangan pada alat yang peka terhadap cahaya
3.proses pembentukkan bayangan permanen
ALASAN MENGAPA KAMAR GELAP MEMAKAI LAMPU BERWARNA MERAH :
Karena warna merah memiliki panjang gelombang yang paling panjang . semakin panjang gelombang suatu warna maka daya tembus dan daya rusak terhadap kaset semakin kecil .
 
Sumber :
 http://bellasafira533.blogspot.com/2012/05/pengertian-radifotografi.html


Kualitas Gambar Radiografi


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS GAMBARAN

1. Densitas
Yaitu tingkat derajat kehitaman suatu gambaran radiografi. Kehitaman terjadi karena adanya interaksi antara sinar-x dan emulsi film. Emulsi film akan menghitam jika nilai mAs dinaikkan. densitas yang tinggi didapat pada area yang terpapar langsung oleh sinar-x
Densitas dipengaruhi oleh:
a. Kilovolt (kV)
Menunjukkan kualitas sinar-x karena berhubungan dengan kemampuan sinar-x dalam menembus bahan
b. Mili Amphere (mA)
Menunjukan besarnya arus yang terjadi selama eksposi berlangsung.
c. Second (s)
Waktu eksposi/lamanya sinar-x yang keluar saat pemotretan dalam satuan detik.
d. mAs
kualitas sinar yang dihasilkan
e. FFD (Focus Film Distance)
Jarak pemotretan dari fokus pesawat ke film.
f. Ketebalan objek
Semakin tebal objek yang akan difoto, faktor eksposi semakin meningkat
g. Luas lapangan penyinaran
Intensitas sinar-x yang keluar dari tube sinar-x
Kontras
Perbedaan gambaran antara derajat kehitaman dan putih akibat adanya perbedaan daya absorbsi objek terhadap sinar-x.
Kontras radiografi dibagi menjadi 2:
  1. Kontras subjektif : perbedaan persepsi/penilaian mata , masing-masing orang dalam membedakan kontras radiografi.
  2. Kontras objektif : perbedaan gambaran hitam dan putih yang diukur dengan alat densitometer.
Faktor yang mempengaruhi kontras radiografi:
  1. Tegangan tabung
  2. Perbedaan koefisien atenuasi linear gambar, dipengaruhi oleh kerapatan jenis dan nomor atom objek.
  3. Radiasi hambur akan menurunkan nilai kontras
  4. Penggunaan grid akan meningkatkan kontras radiografi dengan menyerap radiasi hambur.
  5. Processing film : agitasi yang terlalu lama menyebabkan gambaran hitam meningkat (kontras menurun), cairan processing yang lemah menyebabkan kontras menurun.
3. Ketajaman gambar
Ketajaman gambar dipengaruhi oleh:
1. Faktor geometrik
Faktor yang berhubungan dengan pembentukan bayangan.
Dipengaruhi oleh:
a. Ukuran fokus
Setiap pesawat rontgen memiliki perbedaan ukuran fokus. Semakin kecil fokus, semakin tajam hasil gambaran
b. Jarak
Semakin jauh FFD atau semakin dekat OFD maka semakin tajam gambaran
2. Faktor pergerakan
Faktor yang berhubungan dengan objek dan pergerakannya.
2 macam pergerakan:
  1. Pergerakan subjektif, yaitu pergerakan yang disebabkan oleh organ-organ yang bergerak secara sadar, contoh: denyut jantung, paru-paru, dll yang menyebabkan kekaburan gambaran.
  2. Pergerakan objektif, yaitu pergerakan dari objek yang dapat dikendalikan secara sadar, contoh : pada tulang.
3. Faktor Fotografi
Faktor yang berhubungan dengan pencatatan bayangan

Sumber :
 http://firzandinata.wordpress.com/2011/07/07/kualitas-gambar-radiografi/

Selasa, 07 Mei 2013

Efek Radiasi Bagi Manusia


Tubuh terdiri dari berbagai macam organ seperti hati, ginjal, paru dan lainnya. Setiap organ tubuh tersusun atas jaringan yang merupakan kumpulan sel yang mempunyai fungsi dan struktur yang sama. Sel sebagai unit fungsional terkecil dari tubuh dapat menjalankan fungsi hidup secara lengkap dan sempurna seperti pembelahan, pernafasan, pertumbuhan dan lainnya. Sel terdiri dari dua komponen utama, yaitu sitoplasma dan inti sel (nucleus). Sitoplasma mengandung sejumlah organel sel yang berfungsi mengatur berbagai fungsi metabolisme penting sel. Inti sel mengandung struktur biologic yang sangat kompleks yang disebut kromosom yang mempunyai peranan penting sebagai tempat penyimpanan semua informasi genetika yang berhubungan dengan keturunan atau karakteristik dasar manusia. Kromosom manusia yang berjumlah 23 pasang mengandung ribuan gen yang merupakan suatu rantai pendek dari DNA (Deooxyribonucleic acid) yang membawa suatu kode informasi tertentu dan spesifik.
Radiasi apabila menumbuk suatu materi maka akan terjadi interaksi yang akan menimbulkan berbagai efek. Efek-efek radiasi ini bergantung pada jenis radiasi, energi dan juga bergantung pada jenis materi yang ditumbuk. Pada umumnya radiasi dapat menyebabkan proses ionisasi dan atau proses eksitasi ketika melewati materi yang ditumbuknya.
Ionisasi bisa terjadi pada saat radiasi berinteraksi dengan atom materi yang dilewatinya. Radiasi yang dapat menyebabkan terjadinya ionisasi disebut radiasi pengion. Termasuk dalam katagori radiasi pengion ini adalah partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Pada saat menembus materi, radiasi pengion dapat menumbuk elektron orbit sehingga elektron terlepas dari atom. Akibatnya timbul pasangan ion positif dan ion negatif.
Efek-efek yang timbul akibat radiasi pengion :
1.  Efek Genetik
Merupakan efek radiasi yang dirasakan oleh keturunan orang yang menerima radiasi, karena perubahan kode genetik terjadi pada sel pembawa keturunan.
2.  Efek Somatik
Merupakan efek radiasi yang langsung dirasakan oleh orang yang menerima radiasi tersebut. Terdapat 2 macam efek somatik, antara lain :
  1. Efek Stokastik
Adalah efek yang timbul karena perubahan pada sel normal akibat radiasi pengion. Dosis radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel tetapi mengubah sel Sel yang mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses modifikasi atau transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara acak. Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa laten yang lama. Semakin besar dosis paparan, semakin besar peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak ditentukan oleh jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau pewarisan. Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker. Paparan radiasi dosis rendah dapat menigkatkan resiko kanker dan efek pewarisan yang secara statistik dapat dideteksi pada suatu populasi, namun tidak secara serta merta terkait dengan paparan individu.
Ciri – ciri efek stokastik :
i.      Tidak mengenal dosis ambang
ii.      Timbul setelah masa tenang yang lama
iii.      Dosis radiasi tidak  mempengaruhi keparahan efek
iv.      Tidak ada penyembuhan spontan. Contoh : kanker & penyakit turunan
2.   Efek Non-Stokastik (Deterministik)
Efek ini terjadi karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul bila dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya timbul beberapa saat setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek deterministik akan meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis ambang yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah dan mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik dengan demikian adalah nol. Sedangkan di atas dosis ambang, peluang terjadinya efek ini menjadi 100%.
Ciri-ciri Efek Non Stokastik :
i.      Punya dosis ambang
ii.      Timbul beberapa saat setelah radiasi
iii.      Adanya penyembuhan spontan
iv.      Dosis radiasi mempengaruhi keparahan efek.
contoh :luka bakar, sterilitas, dan katarak
Ketika melewati materi, maka sinar-X akan mengalami interaksi dengan materi   tersebut. Dari interaksi tersebut, akan timbul efek yang melalui 4 tahapan, antara lain :
  1. Tahap Fisika
Pada proses fisika, terjadi peristiwa absorbsi energi oleh materi sesaat setelah terkena radiasi. Tahapan fisika diikuti oleh eksitasi dan ionisasi atom atau molekul.
Berlangsung hanya kira-kira 10-16 detik dimana energi terdeposit di dalam sel dan menyebabkan ionisasi. Di air reaksinya dapat dinyatakan sebagai :
H2O —> H2O+ + e-
Dimana H2O+ adalah ion positif dan e- adalah ion negatif
2.  Tahap Kimia – Fisika
Pada proses kimia, terjadi peristiwa perusakan molekul-molekul secara kimiawi. perubahan ini diakibatkan oleh antara lain:
a.  Efek langsung
b.  Efek tidak langsung
Berlangsung kira-kira 10-6 detik, dimana ion-ion berinteraksi dengan molekul air lainnya yang menghasilkan beberapa produk baru. Sebagai contoh, ion positif terdisosiasi :
H2O+ —> H+ + OH-
Ion negatif, yaitu elektron, terikat pada molekul air netral yang selanjutnya terdisosiasi
H2O+ + e- —> H2O
H2O- —> H + OH-
Sehingga produk dari reaksinya adalah H+ , OH- ,H dan OH. Dua ion pertama, yang ada dalam sebagian besar air, tidak mengambil bagian dalam reaksi berikutnya. Dua produk lainnya, H dan OH disebut radikal bebas, yaitu mereka yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan dan secara kimia sangat reaktif. Hasil reaksi lainnya adalah hidrogen peroksida H2O2, yang merupakan oksidan yang sangat kuat dan terbentuk dengan reaksi:
OH + OH —> H2O2
3.   Tahap kimia
Berlangsung hanya beberapa detik, dimana hasil reaksi berinteraksi dengan molekul-molekul organik yang penting dari sel. Radikal bebas dan oksidan dapat menyerang molekul komplek yang membentuk koromosom. Misalnya, sebagai contoh , radikal tersebut dapat mengikatkan dirinya ke molekul atau menyebabkan ikatan rantai panjang menjadi putus.
4.    Tahap Biologi
Dimana waktunya bervariasi dari puluhan menit sampai puluhan tahun bergantung pada gejala khusus yang muncul. Perubahan kimia yang didiskusikan diatas dapat mempengaruhi sel individu dalam berbagai cara, misalnya :
  1. Kematian sel lebih awal
  2. terhambatnya atau tertundanya pembelahan sel
  3. perubahan tetap pada sel turunannya
Interaksi radiasi pengion dengan meteri biologik diawali dengan interaksdi fisika yaitu, proses ionisasi. Elektron yang dihasilkan dari proses ionisasi akan berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung bila penyerapan energi langsung terjadi pada molekul organik dalam sel yang mempunyai arti penting, seperti DNA. Sedangkan interaksi secara tidak langsung bila terlebih dahulu terjadi interaksi radiasi dengan molekul air dalam sel yang efeknya kemudian akan mengenai molekul organik penting. Mengingat sekitar 80% dari tubuh manusia terdiri dari air, maka sebagian besar interaksi radiasi dalam tubuh terjadi secara tidak langsung.
B.    Radiasi dengan Molekul Air (Radiolisis Air)
Penyerapan energi radiasi oleh molekul air dalam proses radiolisis air akan menghasilkan radikal bebas (H* dan OH*) yang tidak stabil serta sangat reaktif dan toksik terhadap molekul organik vital tubuh. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul dengan sebuah electron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Keadaan ini menyebabkan radikal bebas menjadi tidak stabil, sangat reaktif dan toksik terhadap molekul organik vital. Radikal bebas yang terbentuk dapat sering bereaksi menghasilkan suatu molekul biologic peroksida yang lebih stabil sehingga berumur lebih lama. Molekul ini dapat berdifusi lebih jauh dari tempat pembentukannya sehingga lebih besar peluangnya dibandingkan radikal bebas untuk menimbulkan kerusakan biokimiawi pada molekul biologi. Secara alamiah kerusakan yang timbul akan mengalami proses perbaikan secara enzimatis dalam kapasitas tertentu. Perubahan biokimia yang terjadi yang berupa kerusakan pada molekul-molekul biologi penting tersebut selanjutnya akan menimbulkan gangguan fungsi sel bila tidak mengalami proses perbaikan secara tepat atau menyebabkan kematian sel. Perubahan fungsi atau kematian dari sejumlah sel menghasilkan suatu efek biologik dari radiasi yang bergantung pada jenis radiasi, dosis, jenis  sel lainnya.

C.     Radiasi dengan DNA
Interaksi radiasi dengan DNA dapat menyebabkan terjadinya perubahan struktur molekul gula atau basa, putusnya ikatan hydrogen antar basa, hilangnya basa dan lainnya. Kerusakan yang lebih parah adalah putusnya salah satu untai DNA yang disebut single strand break, atau putusnya kedua untai DNA yang disebut double strand breaks. Secara alamiah sel mempunyai kemampuan untuk melakukan proses perbaikan terhadap kerusakan yang timbul dengan menggunakan beberapa jenis enzim yang spesifik. Proses perbaikan dapat berlangsung terhadap kerusakan yang terjadi tanpa kesalahan sehingga struktur DNA kembali seperti semual dan tidak menimbulkan perubahan struktur pada sel. Tetapi dalam kondisi tertentu, proses perbaikan tidak berjalan sebagai mana mestinya sehingga walaupun kerusakan dapat diperbaiki, tetapi tidak sempurna sehingga menghasilkan DNA yang berbeda, yang dikenal dengan mutasi.

D.    Radiasi dengan Kromosom
Sebuah kromosom terdiri dari dua lengan yang dihubungkan satu sama lain dengan suatu penyempitan yang disebut sentromer. Radiasi dapat menyebabkan perubahan baik pada jumlah maupun struktur kromosom yang disebut aberasi kromosom. Perubahan jumlah kromosom, misalnya menjadi 47 buah pada sel somatic yang memungkinkan timbulnya kelainan genetic. Kerusakan struktur kromosom berupa patahnya lengan kromosom terjadi secara acak dengan peluang yang semakin besar dengan meningkatnya dosis radiasi.
Aberasi kromosom yang mungkin timbul adalah :
  1. Fragmen Asentrik, yaitu patahnya lengan kromososm yang tidak mengandung sentromer,
  2. Kromosom cincin,
  3. Kromosom Disentrik, yaitu kromosom yang memiliki dua sentromer
  4. Translokasi, yaitu terjadinya perpindahan atau pertukaran fragmen dari dua atau   lebih kromosom. Kromosom disentri yang spesifik terjadi akibat paparan radiasi sehingga jenis aberasi ini biasa digunakan sebagai dosimeter biologic yang dapat diamati pada sel darah limfosit, yang merupakan salah satu jenis sel darah putih. Frekuensi terjadinya kelainan pada kromosom bergantung pada dosis, energi dan jenis radiasi, laju dosis dan lainnya..  
E.    Radiasi dengan Sel

Kerusakan yang terjadi pada DNA dan kromosom sel sangat bergantung pada proses perbaikan yang berlangsung. Bila proses perbaikan berlangsung dengan baik/sempurna, dan juga tingkat kerusakan sel tidak terlalu parah, maka sel bisa kembali normal. Bila perbaikan sel tidak sempurna, sel tetap hidup tetapi mengalami perubahan. Bila tingkat kerusakan sel sangat parah atau perbaikan tidak berlangsung dengan baik, maka sel akan mati. Sel yang paling sensitive terhadap pengaruh radiasi adalah sel yang paling aktif melakukan pembelahan dan tingkat differensiasi (perkembangan/ kematangan sel) rendah. Sedangkan sel yang tidak mudah rusak akibat pengaruh radiasi adalah sel dengan tingkat differensiasi yang tinggi.

F.     Pemanfaatan Radiasi
Pada jaman modern ini terdapat banyak sekali sumber radiasi buatan manusia. Di dunia kedokteran radiasi justru dimanfaatkan dalam diagnosa maupun proses penyembuhan penyakit. Alat-alat yang digunakan merupakan sumber radiasi yang memberikan dosis serapan amat tinggi pada manusia. Oleh sebab itu sangat tidak dianjurkan seorang pasien mengalami radiasi berkali-kali dalam tempo yang tidak begitu lama. Dosis radiasi beberapa aktivitas medis dapat kita lihat dalam tabel-4.
Perlu dicatat bahwa dosis pada tabel-4 itu hanya berlaku untuk sekali aktivitas saja. Selain itu waktu radiasinya juga singkat sekali dan sasaran radiasi terlokalisir di bagian tubuh tertentu. Terapi radiasi untuk kanker yang berdosis 5 juta mrem hanya digunakan dalam waktu singkat dan daerah sasarn yang seminimal  mungkin yaitu bagian yang memang dikehendaki mati sel-selnya. Jika radiasi itu dikenakan ke seluruh tubuh matilah orang yang teradiasi berdasarkan tabel-2. Di Amerika Serikat tiap orang menerima kira-kira 80 mrem per tahun dari aktivitas medis yang dilakukannya.

Sumber radiasi buatan lain yang cukup besar adalah aktivitas tenaga nuklir, mulai dari penambangan uranium, pengayaannya, penggunaannya dalam reaktor nuklir, pembuangan sampah nuklir, sampai dengan percobaan senjata nuklir. Jika faktor kecelakaan diabaikan, dosis yang timbul akibat aktivitas tenaga nuklir ini per tahunnya.

G. Dosis dan Gejala Respon Radiasi pada Reproduksi

Efek deterministik pada organ reproduksi atau gonad adalah sterilitas. Pajanan radiasi pada testis akan mengganggu proses pembentukan sel sperma yang akhirnya akan mempengaruhi jumlah sel sperma yang dihasilkan. Pengaruh radiasi pada produksi sel sperma tidak dapat diketahui segera setelah terpajan radiasi, tetapi dalam waktu sekitar 2 bulan kemudian. Dosis radiasi 0,15 Gy sudah dapat mengakibatkan penurunan jumlah sel sperma (oligospermia). Dosis sampai 2 Gy menyebabkankan sterilitas sementara selama sekitar 1 – 2 tahun. Menurut ICRP 60, dosis ambang sterilitas permanen adalah 3,5 – 6 Gy. Radiasi pada laki-laki tidak mempengaruhi libido secara nyata.
Pengaruh radiasi pada sel telur sangat bergantung pada usia. Semakin tua usia, semakin sensitif terhadap radiasi. Radiasi dapat menyebabkan strilitas atau menopause dini. Dosis ambang sterilitas menurut ICRP 60 adalah 2,5 – 6 Gy. Pada usia yang lebih muda (20-an), sterilitas permanen terjadi pada dosis yang lebih tinggi yaitu mencapai 12 – 15 Gy.
Efek stokastik yang dikenal dengan efek pewarisan terjadi karena mutasi pada gen atau kromosom sel sperma dan sel telur. Perubahan kode genetik yang terjadi akibat pajanan radiasi akan diwariskan pada keturunan individu terpajan. Tapi sampai saat ini belum ada bukti adanya efek pewarisan pada manusia akibat radiasi. Penelitian pada hewan dan tumbuhan menunjukkan bahwa efek yang terjadi bervariasi dari ringan hingga kehilangan fungsi atau kelainan anatomik yang parah bahkan kematian prematur.
Beberapa tahapan perkembangan spermatogonia menjadi spermatid adalah sangat radiosensitif. Hal ini terutama ditemukan pada efek radasi pada fraksi yang berbeda tahap perkembangan fase S yang dapat diukur dengan sitometri alir dalam waktu singkat (15 menit) dan cara yang tepat. Dosis radiasi serendah 0,1 Gy dapat terdeteksi. Keunggulan dari uji sperma ini adalah sensitivitasnya yang cenderung tinggi dan hanya dibutuhkan waktu pendek untuk analisis. Dan kenyataan bahwa pajanan radiasi pada gonad diukur tidak lagi merupakan keunggulan utama karena diketahui risiko genetic pada manusia mungkin jauh lebih rendah daripada perkiraan semula. Kelemahan dari uji ini adalah memilki kendala yakni hanya untuk populasi laki-laki, testis pun dipastikan berada pada medan radiasi,. Metodenya invasive dan memerlukan peralatan mahal (flow cytometer). Analisis segera setelah pajanan (hingga 2 hari) tidak dimungkinkan. Tidak ada informasi untuk manusia, dan data pada mencit terbatas serta hanya untuk radiasi gamma dan sinar-X, iradiasi akut dan dosis tunggal.
Pada pria, jaringan sistem reproduksi bersifat radioresisten kecuali testis (berisi sel-sel radiorsisten yakni spermatozoa matang dan sel-sel radiosensitif yakni spermatogonia sel muda). Efek primer dari radiasi adalah kerusakan dan depopulasi spermatogonia, sesudah itu deplesi sperma matang (maturation depletion). Fertilitas periodenya bervariasi sesudah radiasi tergantung radioresistensi sel-sel matang, kemudian diikuti sterilitas (sementara/permanen) tergantungt dosis radiasi. Sterilitas permanen dapat ditimbulkan oleh dosis akut 500-600 rad. Dosis 250 rad menimbulkan sterilitas sementara yakni selama 12 bulan. Bahaya lain yang dapat terjadi adalah produksi aberasi kromosom yang mungkin diteruskan pada generasi berikutnyapada periode fertil sesudah radiasi tidak menghilangkan kerusakan kromosom dalam spermatozoa.
Pada instalasi rumah sakit seperti pemeriksaan radiodiagnostik dan kedoktean nuklir tidak menimbulkan sterilitas karena dosis yang diberikan tergolong rendah. Dosis rendah kronik dapat menimbulkan perubahan kromosom (mutasi pada generasi kemudian). Sementara pada radioterapi, dosis total yang diberikan mampu mengakibatkan sterilitas disamping perubahan kromosom. Maka dari itu, harus selalu dilindungi dari radiasi hambur bila lapangan penyinaran dekat dengan testis. Perlu diketahui juga bahwa impotensi tidak disebabkan oleh dosis sterilitas. Pada wanita, dikenal dengan namanya ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan ovum. Ovum berada dalam folikel-folikel (kantong tertutup). Folikel sedang merupakan yang paling radiosensitive, sementara folikel kecil yang paling radioresisten dan folikel besar (matang) tergolong cukup sensitif.
Sel-sel dalam ovum tidak membelah secara konsisten, menggantikan sel yang hilang selama menstruasi. Ovum dilepas dari folikel matang pada ovulasi, diikuti fertilisasi atau kalau tidak terjadi maka terjadi menstruasi. Pada dosis sedang mampu menimbulkan fertilitas di periode awal karena folikel matang agak resisten yang dapat melepaskan ovum. Selanjutnya diikuti sterilitas sementara atau bahkan permanen dikarenakan kerusakan ovum dalam folikel sedang. Fertilitas mungkin terjadi karena maturasi folikel kecil yang radioresisten. Kemungkinan terjadinya sterilitas adalah pada dosis yang melebihi 625 rad. Wanita mudah biasanya justru lebih radiosensitif.
Pada pemeriksaan radiodiagnostik dan kedokteran nuklir, dosis rendah tidak menyebabkan sterilitas tapi menyebabkan perubahan kromosom. Sementara pada radioterapi yang menggunakan dosis radiasi yang sangat tinggi untuk membunuh kanker, hal ini dapat menimbulkan bahaya rangkap yakni kerusakan kromosom dan sterilitas. Dosis sterilitas dapat menyebabkan menopouse nyata walaupun usianya belum tergolong menopause.

sumber :
 http://ueu201232091.student.esaunggul.ac.id/2012/12/21/efek-radiasi-bagi-manusia/

Senin, 06 Mei 2013

PENGETAHUAN TENTANG RADIOLOGI

Radiologi adalah cabang atau spesialisasi kedokteran yang berhubungan dengan studi dan penerapan teknologi pencitraan seperti x-ray dan radiasi untuk mendiagnosa dan mengobati penyakit.
Ahli radiologi langsung sebuah array dari teknologi pencitraan (seperti USG, computed tomography (CT), kedokteran nuklir, tomografi emisi positron (PET) dan pencitraan resonansi magnetik (MRI)) untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit. Radiologi intervensi adalah kinerja (biasanya minimal invasif) prosedur medis dengan bimbingan teknologi pencitraan. Akuisisi pencitraan medis biasanya dilakukan oleh ahli radiografi atau teknolog radiologis.
Modalitas pencitraan berikut digunakan dalam bidang radiologi diagnostik:

Proyeksi (polos) radiografi

Radiografi (atau Roentgenographs, dinamai penemu sinar-X, Wilhelm Conrad Röntgen) yang diproduksi oleh transmisi X-Rays melalui pasien ke perangkat menangkap kemudian diubah menjadi gambar untuk diagnosis. Pencitraan asli dan masih sering memproduksi film diresapi perak. Dalam Film - Layar radiografi tabung x-ray menghasilkan sinar x-ray yang bertujuan untuk pasien. X-sinar yang melewati pasien disaring untuk mengurangi tersebar dan kebisingan dan kemudian menyerang sebuah film yang belum dikembangkan, memegang erat-erat ke layar fosfor memancarkan cahaya dalam sebuah kaset cahaya-ketat. Film ini kemudian dikembangkan kimia dan gambar muncul di film. Sekarang menggantikan Film radiografi-Screen Digital Radiografi, DR, di mana x-ray mogok sepiring sensor yang kemudian mengubah sinyal yang dihasilkan menjadi informasi digital dan sebuah gambar pada layar komputer.
Radiografi polos adalah modalitas pencitraan hanya tersedia selama 50 tahun pertama radiologi. Hal ini masih studi pertama memerintahkan dalam evaluasi paru-paru, jantung dan tulang karena lebar kecepatan, ketersediaan dan biaya relatif rendah.

Fluoroskopi

Fluoroskopi dan angiografi adalah aplikasi khusus pencitraan X-ray, di mana layar fluorescent dan intensifier gambar tabung dihubungkan ke sistem televisi sirkuit tertutup. Hal ini memungkinkan real-time pencitraan struktur dalam gerakan atau ditambah dengan agen radiocontrast. Agen radiocontrast yang diberikan, sering ditelan atau disuntikkan ke tubuh pasien, untuk menggambarkan anatomi dan fungsi pembuluh darah, sistem Genitourinary atau saluran pencernaan. Dua radiocontrasts saat ini digunakan. Barium (sebagai Baso 4) dapat diberikan secara lisan atau dubur untuk evaluasi dari saluran GI. Yodium, dalam bentuk kepemilikan beberapa, dapat diberikan melalui oral, rektal, rute intraarterial atau intravena. Para agen radiocontrast kuat menyerap atau menyebarkan radiasi sinar-X, dan dalam hubungannya dengan pencitraan real-time memungkinkan demonstrasi proses dinamis, seperti peristaltik di saluran pencernaan atau aliran darah dalam arteri dan vena. Yodium kontras mungkin juga terkonsentrasi di daerah abnormal lebih atau kurang dari pada jaringan normal dan membuat kelainan (tumor, kista, radang) lebih mencolok. Selain itu, dalam keadaan tertentu udara dapat digunakan sebagai agen kontras untuk sistem pencernaan dan karbon dioksida dapat digunakan sebagai agen kontras dalam sistem vena, dalam kasus ini, agen kontras melemahkan radiasi sinar-X kurang dari jaringan sekitarnya .

CT scan

Pencitraan CT menggunakan X-ray dalam hubungannya dengan algoritma komputasi untuk citra tubuh. Dalam CT, sebuah tabung sinar-X menghasilkan berlawanan detektor sinar-X (atau detektor) dalam alat berbentuk cincin berputar di sekitar pasien menghasilkan sebuah komputer yang dihasilkan penampang gambar (tomogram). CT diperoleh pada bidang aksial, sedangkan gambar koronal dan sagital dapat diberikan oleh rekonstruksi komputer. Agen radiocontrast sering digunakan dengan CT untuk deliniasi ditingkatkan anatomi. Meskipun radiografi memberikan resolusi spasial lebih tinggi, CT dapat mendeteksi variasi lebih halus dalam redaman sinar-X. CT menghadapkan pasien untuk radiasi pengion lebih dari sebuah radiograf. Spiral Multi-detektor CT menggunakan detektor 8,16 atau 64 selama terus bergerak pasien melalui berkas radiasi untuk mendapatkan gambar yang lebih halus banyak detail dalam waktu yang lebih pendek ujian. Dengan administrasi yang cepat kontras IV selama CT scan gambar-gambar detail halus dapat direkonstruksi menjadi gambar 3D arteri karotis, otak dan koroner, CTA, CT angiografi. CT scan telah menjadi uji pilihan dalam mendiagnosis beberapa kondisi mendesak dan muncul seperti pendarahan otak, emboli paru (penyumbatan dalam arteri paru-paru), diseksi aorta (robeknya dinding aorta), radang usus buntu, divertikulitis, dan batu ginjal menghalangi . Melanjutkan perbaikan dalam teknologi CT termasuk kali pemindaian lebih cepat dan resolusi ditingkatkan telah secara dramatis meningkatkan keakuratan dan kegunaan CT scan dan akibatnya meningkatkan pemanfaatan dalam diagnosis medis.
Yang komersial pertama CT scanner ditemukan oleh Sir Godfrey Hounsfield di EMI Pusat Penelitian Labs, Inggris pada tahun 1972. EMI memiliki hak distribusi ke The Beatles musik dan itu keuntungan mereka yang mendanai penelitian. Sir Hounsfield dan Alan McLeod McCormick berbagi Penghargaan Nobel untuk Kedokteran pada tahun 1979 untuk penemuan CT scan. CT scanner yang pertama di Amerika Utara dipasang di Klinik Mayo di Rochester, MN pada tahun 1972.

USG

Medis ultrasonografi menggunakan USG (frekuensi tinggi gelombang suara) untuk memvisualisasikan struktur jaringan lunak dalam tubuh secara real time. Tidak ada radiasi pengion yang terlibat, tetapi kualitas gambar yang diperoleh dengan menggunakan USG sangat tergantung pada keterampilan orang (ultrasonographer) melakukan ujian. USG juga dibatasi oleh ketidakmampuan untuk foto melalui udara (paru-paru, usus loop) atau tulang. Penggunaan USG dalam pencitraan medis telah mengembangkan sebagian besar dalam 30 tahun terakhir. Gambar USG pertama statis dan dua dimensi (2D), tapi dengan zaman modern rekonstruksi 3D ultrasonografi dapat diamati secara real-time; efektif menjadi 4D.
Karena USG tidak menggunakan radiasi pengion, tidak seperti radiografi, CT scan, dan teknik kedokteran nuklir imaging, umumnya dianggap lebih aman. Untuk alasan ini, modalitas ini memainkan peran penting dalam pencitraan kandungan. Anatomi perkembangan janin dapat dievaluasi secara menyeluruh memungkinkan diagnosis dini banyak anomali janin. Pertumbuhan dapat dinilai dari waktu ke waktu, penting pada pasien dengan penyakit kronis atau kehamilan akibat penyakit, dan pada kehamilan multipel (kembar, kembar tiga dll). Warna-Flow Doppler USG mengukur keparahan penyakit pembuluh darah perifer dan digunakan oleh Kardiologi untuk evaluasi dinamis jantung, katup jantung dan pembuluh besar. Stenosis dari arteri karotid bisa pertanda infark otak (stroke). DVT pada kaki dapat ditemukan melalui USG sebelum terhalau dan perjalanan ke paru-paru (emboli paru), yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati. USG berguna untuk gambar-dipandu intervensi seperti biopsi dan drainase seperti Thoracentesis). Kecil perangkat ultrasound portabel sekarang ganti peritoneal lavage di triage korban trauma dengan langsung menilai keberadaan perdarahan di peritoneum dan integritas jeroan utama termasuk limpa, hati dan ginjal. Hemoperitoneum ekstensif (perdarahan di dalam rongga tubuh) atau cedera pada organ utama mungkin memerlukan eksplorasi bedah muncul dan perbaikan.

MRI (Magnetic Resonance Imaging)

MRI menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan inti atom (biasanya proton hidrogen) di dalam jaringan tubuh, kemudian menggunakan sinyal radio untuk mengganggu sumbu rotasi inti ini dan mengamati sinyal frekuensi radio yang dihasilkan sebagai inti kembali ke negara awal mereka ditambah semua sekitarnya daerah. Sinyal radio yang dikumpulkan oleh antena kecil, yang disebut gulungan, ditempatkan di dekat daerah tertentu. Keuntungan dari MRI adalah kemampuannya untuk menghasilkan gambar di aksial, koronal, sagital pesawat miring dan beberapa dengan mudah sama. MRI scan memberikan kontras jaringan lunak terbaik dari semua modalitas pencitraan. Dengan kemajuan dalam pemindaian kecepatan dan resolusi spasial, dan perbaikan dalam algoritma 3D komputer dan perangkat keras, MRI telah menjadi alat dalam radiologi muskuloskeletal dan neuroradiology.
Salah satu kelemahan adalah bahwa pasien harus terus diam selama jangka waktu yang lama dalam ruang, bising sempit sedangkan imaging dilakukan. Claustrophobia cukup parah untuk mengakhiri ujian MRI dilaporkan dalam sampai 5% pasien. Perbaikan terbaru dalam desain magnet, termasuk bidang magnet yang lebih kuat (3 teslas), ujian kali memperpendek, lebih luas, membosankan magnet lebih pendek dan desain magnet lebih terbuka, telah membawa beberapa bantuan untuk pasien sesak napas. Namun, dalam kekuatan medan magnet yang sama sering ada trade-off antara kualitas gambar dan desain terbuka. MRI memiliki manfaat besar dalam pencitraan otak, tulang belakang, dan sistem muskuloskeletal. Modalitas saat ini kontraindikasi untuk pasien dengan alat pacu jantung, implan koklea, beberapa pompa obat berdiamnya, jenis tertentu dari klip aneurisma serebral, fragmen logam di mata dan beberapa perangkat keras metalik karena medan magnet kuat dan kuat sinyal radio berfluktuasi tubuh terkena . Wilayah kemajuan potensial termasuk pencitraan fungsional, MRI jantung, serta MR terapi gambar dipandu.

Kedokteran Nuklir

Pencitraan kedokteran nuklir melibatkan administrasi ke pasien radiofarmasi terdiri dari zat dengan afinitas untuk jaringan tubuh tertentu diberi label dengan perunut radioaktif. Para pelacak yang paling umum digunakan adalah Technetium-99m, Yodium-123, Iodine-131, Gallium-67 dan Thallium-201. Jantung, paru-paru, tiroid, hati, kandung empedu, dan tulang umumnya dievaluasi untuk kondisi tertentu menggunakan teknik ini. Sementara detail anatomi terbatas dalam studi ini, kedokteran nuklir ini berguna dalam menampilkan fungsi fisiologis. Fungsi ekskretoris pada ginjal, kemampuan berkonsentrasi yodium dari aliran, tiroid darah ke otot jantung, dll dapat diukur. Perangkat pencitraan utama adalah kamera gamma yang mendeteksi radiasi yang dipancarkan oleh pelacak dalam tubuh dan menampilkannya sebagai gambar. Dengan pemrosesan komputer, informasi yang dapat ditampilkan sebagai aksial, gambar koronal dan sagital (SPECT gambar, tunggal emisi photon computed tomography). Dalam perangkat yang paling modern Kedokteran Nuklir gambar dapat menyatu dengan CT scan diambil kuasi-secara bersamaan sehingga informasi fisiologis dapat dilakukan overlay atau co-terdaftar dengan struktur anatomis untuk meningkatkan akurasi diagnostik.
PET, (positron emission tomography), pemindaian juga berada di bawah "kedokteran nuklir." Dalam PET scan, zat biologis aktif radioaktif, paling sering Fluorin-18 fluorodeoxyglucose, disuntikkan ke pasien dan radiasi yang dipancarkan oleh pasien terdeteksi untuk menghasilkan multi-planar gambar tubuh. Jaringan lebih aktif metabolisme, seperti kanker, zat aktif berkonsentrasi lebih dari jaringan normal. PET gambar dapat dikombinasikan dengan gambar CT untuk meningkatkan akurasi diagnostik.
Aplikasi kedokteran nuklir dapat mencakup pemindaian tulang yang secara tradisional memiliki peran yang kuat dalam work-up/staging kanker. Pencitraan perfusi miokard adalah ujian penyaringan sensitif dan spesifik untuk iskemia miokard reversibel. Molekuler Imaging adalah perbatasan yang baru dan menarik dalam bidang ini.

 SUMBER :
http://www.news-medical.net/health/What-is-Radiology-%28Indonesian%29.aspx